Judul :
13
Author :
Anita
Cast :
Lee Gyouri, Lee Sungmin and other cast.
Genre : Romance
PG / Rating : 17+
(umur nggak masalah, yang penting bisa menyikapi dengan baik.)
Disclaimer : Fanfiction
ini murni buatan saya.
Prod : 2013
13th (true love)
“Kita putus.”
Ucap laki-laki itu dengan suara yang terdengar parau. Dadaku terasa sesak
seketika. Detik itu juga aku menangis.
#Story begin
Aku membuka mataku
perlahan. Kusentuh pipiku yang basah karena air mata. Aku memimpikannya lagi? Apa
arti dari semua ini? Ini bukan pertama kalinya aku mendapati air mata di kedua
pipiku ketika terbangun dari mimpi yang sama.
#
“Mau langsung pulang?”
“Tidak, aku mau menemui seseorang.” Jelasku pada Haru, teman
dekatku di kampus. Aku meninggalkan kampus setelah menyerahkan tugasku pada Mr.
Jang.
Lee Sungmin. Adakah
yang tidak mengenalnya? Dia adalah salah satu member dari boy band yang
sangat terkenal di negeri ginseng ini. Bagaimana denganku? Apa kalian
mengenalku? Namaku Lee Gyouri. Aku tidak terkenal seperti kekasihku, Sungmin.
Mungkin banyak yang tidak mengira kalau Sungmin Super Junior sudah mempunyai
kekasih. Aku berani bertaruh, apabila mereka semua tahu, mereka pasti akan iri
padaku.
Aku sedang berdiri di depan gedung SM ketika
Sungmin memanggilku dari balik kaca jendela mobilnya. Aku pun masuk ke dalam
mobilnya. Sungmin lantas melajukan mobilnya dengan cepat untuk menghindari sasaeng fans. Hari ini dia akan menepati janjinya untuk pergi berkencan
denganku seharian penuh. Aku sudah lama menanti datangnya hari ini, hari dimana
Sungmin bukanlah seorang bintang, melainkan kekasihku.
#
Aku mengenakan dress selutut berwarna pink yang kubeli di butik baru milik ibu
Haru siang tadi. Rambutku tergerai menutupi bahuku.
Gyouri sayang, aku free nanti malam. Ayo
dinner! Nanti aku jemput jam 7.
Begitulah pesan yang
kuterima dari Sungmin. Sial, laki-laki itu belum juga datang. Aku mulai putus
asa begitu melihat jam dinding di kamarku yang sudah menunjukkan pukul 9 malam.
Drrrttt drrttt
Ayo pergi, aku sudah sampai di depan
rumahmu.
#
Menakjubkan, kata
pertama yang muncul di benakku. Aku melihat ada banyak sekali lilin menyala yang
menggenang di permukaan air sungai Han. Rangkaian lilin-lilin yang berukuran
besar membentuk hati, sedangkan lilin dengan ukuran yang lebih kecil membentuk sebuah
tulisan... 사랑해 (saranghae)
“Maaf tadi aku terlambat, kau pasti menungguku lama. Aku
tidak tahu kalau membuat kejutan semacam ini akan memakan waktu selama itu.
Bagaimana, apa permohonan maafku diterima?”
“Aku punya satu permintaan. Kalau kau bisa mengabulkannya,
maka aku akan memaafkanmu.” Kataku. Sungmin menyanggupinya, aku pun berbisik
ditelinganya. Sedetik kemudian ia tersenyum, lalu berkata,
“sudah kuduga kau akan
memintanya. Tunggu disini.” Katanya. Sungmin berlari ke mobilnya, lalu kembali
dengan beberapa kembang api di tangannya. Sontak hal itu membuatku kaget. Dia bahkan
sudah mempersiapkannya?
#
Aku berteriak histeris
melihat percikan-percikan kembang api di langit gelap tanpa bintang itu.
Warna-warna cantiknya membuatku hampir tidak berkedip. Sungmin juga sama
sepertiku. Kami berdua sama-sama menyukai kembang api. Selanjutnya, aku dan
Sungmin makan malam berdua. Lokasinya masih di sekitar sungai Han. Ternyata
selain lilin-lilin tadi, dia juga menyiapkan makan malam romantis untukku. “Gomawo. Aku sangat senang.” Kataku, “lain
kali aku yang akan memberikan kejutan untukmu.” Lanjutku. Air wajah Sungmin
tiba-tiba berubah. Apa aku salah bicara?
“Ayo habiskan makanannya.” Katanya sambil tersenyum. Aku
merasa ada yang ganjil dengan reaksi Sungmin, tetapi hal itu tidak terlalu
kupikirkan.
#
Setelah makan malam romantis
itu, kami tidak bertemu selama hampir dua minggu. Sungmin terbang ke Jepang
bersama SM family untuk SMTown Tokyo.
Kalau bukan karena hal itu, mungkin aku sudah memarahinya habis-habisan.
“Mm, Gyouri, aku tidak tahu kapan bisa menemuimu. Aku sedang
sibuk mempersiapkan comeback stage
kami.”
“Take your time.”
Balasku. Aku memutus sambungan telefon, lalu melempar ponselku ke sembarang
tempat. Aku mengacak-acak rambutku dengan gusar. Aku paling tidak tahan dengan
‘rindu’.
#
Hari ini aku pergi ke
MCD untuk melihat comeback Super
Junior, Spy. Sungmin menyuruhku untuk
menemuinya setelah perform mereka
selesai. “Gyouri-ah” Aku tersenyum lalu melambaikan tanganku pada Sungmin. Dia
berhenti tepat di depanku. Senyum yang ia tunjukkan terlihat begitu dipaksakan.
Mulutku setengah terbuka ketika tiba-tiba Sungmin memelukku. Entah mengapa aku
merasa takut, jantungku berdebar tak menentu. “Gyouri-ah” Aku hanya diam, “tidak
apa-apa kan kalau kita putus?” Deg… Bulir-bulir
air mataku menetes detik itu juga. Aku memejamkan mataku, berharap ketika aku
membuka mata, ini semua hanyalah mimpi buruk belaka.
Ah, sekarang aku
teringat akan mimpi aneh itu. Ternyata mimpi itu adalah sebuah pertanda. Aku
pun membuka mataku. Sungmin meregangkan pelukannya, membiarkan aku melihatnya. “Apa kau sungguh-sungguh dengan
perkataanmu..oppa?” Sungmin tidak
langsung menjawabnya. Ia mengeluarkan amplop berwarna putih dari dalam saku
celananya, lalu memberikannya padaku. Dibagian luar amplop tertulis, "to: Lee Gyouri"
“Ige mwoya?”
“Surat untukmu. Biarkan surat itu yang berbicara.” Lagi.
Detik itu air mataku kembali berjatuhan. Sungmin mendekat, lalu mengecup
keningku, “mianhae, Gyouri.” Katanya,
lalu ia meninggalkanku. Aku terus memperhatikan punggungnya yang semakin
menjauh. Air mataku menjadi saksi perpisahan kami. 3 tahun yang lalu, air mataku
juga yang menjadi saksi ketika Sungmin menyatakan cintanya padaku.
#flashback
Aku Lee Gyouri,
keponakan Lee Soo Man yang baru kembali dari Amerika. Empat tahun aku menimba
ilmu di negeri itu. Malam ini aku memenuhi undangan beliau untuk datang ke
pestanya bersama semua artis SM. Aku memakai gaun panjang berwarna putih, warna
kesukaanku.
Aku duduk di sudut
ruangan ketika pesta berlangsung. Entah mengapa aku merasa canggung bila harus
berbaur dengan wanita-wanita cantik di ruangan itu. Aku sendiri tidak jelek. Kuakui
tampangku lumayan, tapi dibandingkan dengan artis-artis muda disana, aku tidak
ada apa-apanya. “Noona, mau soda?”
tanya seorang laki-laki berwajah imut yang entah sejak kapan berdiri didekatku.
Aku menggelengkan kepalaku, lalu kualihkan lagi pandanganku ke pesta. Laki-laki
itu duduk disampingku. Aku menggeser sedikit posisi dudukku untuk menjaga jarak
dengannya. Dia kembali bertanya, “kau anak baru? Siapa namamu?”
“Maaf, aku tidak suka berbicara dengan orang yang tidak
kukenal.” Jawabku sedikit ketus. Laki-laki itu nampak kaget. Suasana pun menjadi
canggung. Dengan ragu, aku bertanya, “Kau artis Soo Man ahjusshi?" Laki-laki itu menautkan alisnya.
“Ahjusshi? Kau
keponakannya yang baru kembali dari Amerika?” Tanya laki-laki itu. Tidak
mungkin. Dia tahu aku?
“Nae. Maaf, tapi
siapa namamu?”
“Annyeong haseyo. Lee
Sungmin imnida.” Katanya. Lee
Sungmin... Siapa? Aku kembali bertanya dan dia menjawabnya dengan sumringah, “aku
bisa memaklumi kalau kau tidak mengenalku. Aku member Super Junior, boy band
yang debut tiga tahun lalu. Ahjusshi
sering bercerita tentangmu. Aku rasa dia sangat bangga mempunyai keponakan yang
cerdas sepertimu. Bangapseumnida.”
Jelas laki-laki yang bernama Sungmin itu, “sampai jumpa lagi.” Katanya begitu
ada laki-laki lain yang memanggilnya. Aku tersenyum sambil mengangguk-anggukan
kepalaku.
Siapa yang dapat
menyangka kalau akhirnya aku menjadi sering bertemu dengan Sungmin setelah
pertemuan di pesta itu? Tidak terhitung berapa kali aku datang ke SM office dalam tiga bulan. Alasanku datang
kesana adalah untuk bertemu dengan teman lamaku yang sedang mengikuti trainee SM, Jung Soo Jung. Ketika
temanku itu sedang sibuk, Sungmin lah yang menemaniku mengobrol. Dia sangat ramah
dan baik. Selain itu, dia juga sering mengajakku mengelilingi Seoul ketika dia
sedang tidak ada job. Awalnya aku menganggapnya
hanya sebagai teman mengobrol, tapi lama-kelamaan perasaan aneh merasukiku. Lalu
suatu sore aku mengajaknya ke sungai Han. Beruntung saat itu sedang sepi, jadi
Sungmin tidak perlu repot-repot menyamar. ”Senjanya sangat indah ya?” Tanya
Sungmin padaku. Aku mengangguk.
“Kau tau? Aku sangat menyukai angka 13. Jadi, setiap tanggal
13 aku selalu ingin pergi ke tempat-tempat yang indah. Seperti disini, sungai
Han.”
“Seperti Super Junior.” Kata Sungmin. Ah benar, Super Junior
ada 13 orang. “13 itu memang angka yang bagus.” Tambahnya. Tangan kirinya
menyentuh puncak kepalaku, lalu mengacak-acak rambutku. “Gyouri, mungkin ini
terlalu cepat, tapi aku menyukaimu. Eottokhae?”
Aku diam terpaku. Tubuhku tiba-tiba membeku, tidak bisa bergerak, “kau harus
bertanggungjawab karena sudah membuatku jatuh cinta padamu.” Aku mengedipkan
mataku berulang-ulang. Dia bercanda, kan? Seolah tahu apa yang sedang aku
pikirkan, Sungmin melanjutkan pengakuannya, “kau hanya perlu menjawab dengan ya
atau tidak.”
“Apa maksudmu?” Aku bersyukur karena saraf-sarafku telah
kembali bekerja. Yang barusan Sungmin katakan telah mematikan semua sel saraf
di otakku. Hal semacam ini baru pertama kalinya kualami. Inikah yang sering
orang sebut sebagai melting? Sungmin
tertawa, wajahnya memerah, aku pun kembali bertanya, “apa yang lucu? Kau ini
serius atau tidak?” Kataku sedikit kesal, aku merasa sedang dipermainkan.
“Tentu saja serius. Aku ini sedang menembakmu, apa kau tidak
mengerti?” Kata Sungmin. Hembusan angin menerpa wajahku, membuat mataku berair.
Aku tidak bisa menggambarkan bagaimana perasaanku saat ini. Aku hanya bisa
menangis, menangis bahagia.
“Iya,” aku segera mengusap air mataku yang baru saja menetes,
“tentu saja jawabanku adalah iya.”
#flashback end
Aku mencintainya
bukan karena karirnya yang gemilang. Dia juga mencintaiku bukan karena statusku
sebagai keponakan Soo Man. Cinta itu datang seiring dengan takdir yang terus
saja mempertemukan kami. Aku kira hubungan ini akan berujung pada pernikahan
dengan seikat bunga mawar merah ditanganku, tapi tidak. Keadaan telah
merebutnya secara paksa dariku. Apa yang sebenarnya Tuhan rencanakan?
To : Lee Gyouri
Gyouri, ketika kau membaca surat ini,
mungkin kita sudah berpisah.
Gyouri, percayalah padaku bahwa ini
semua bukanlah kemauanku. Kau tau kan appa ku punya perusahaan besar di Korea?
Aku tidak bisa menghindari perjodohan yang sudah sejak lama appa dan omma ku
rencanakan. Mereka tidak mau mendengar kata tidak dariku. Juga tidak mau
mendengarkan alasan mengapa aku menolak perjodohan itu. Aku diposisi yang
lemah. Apa kau bisa mengerti?
Gyouri, aku minta maaf. Sebenarnya
aku ingin mengatakan tentang masalah ini padamu sejak dua bulan yang lalu, tapi
aku terus saja tidak bisa melakukannya. Sekarang aku melukai perasaanmu, kan?
Kau harus tahu kalau aku lebih terluka darimu.
Gyouri, percayalah, aku mencintaimu... -Sungmin Lee-
Teganya kau
mengatakan kalau kau mencintaiku, sedangkan apa yang kau berikan padaku? Surat
permintaan maaf dan undangan pernikahanmu dengan wanita lain? Cih, kau jahat
Lee Sungmin! Aku melirik tanggal yang tertera di undangan pernikahan itu. ”Tiga
belas September? Kau benar-benar ingin membunuhku Lee Sungmin.”
#
Tanggal 13 September.
Hari ini adalah hari pernikahan Sungmin. Hari ini juga hari penting untuk
Gyouri. Banyak artis yang menghadiri pesta pernikahan Sungmin. Ratusan ELF
memenuhi aula hotel berbintang lima itu, tapi hanya beberapa dari mereka yang beruntung
yang dapat masuk ke dalam ruangan pesta. Suara tangisan beberapa jam yang lalu
terdengar di setiap sudut aula. ELF menangis karena idola yang sangat mereka
cintai akan segera menikah. Itu berarti, Sungmin akan menjadi milik mempelai
wanita yang masih dirahasiakan identitasnya. Menurutmu, apa aku juga menangis? Tidak.
Aku telah berjanji pada diriku sendiri untuk tidak menangis hari ini, apapun
yang terjadi.
Aku menghela nafas dengan
berat ketika mempelai wanita datang. Hatiku terasa perih bagai teriris sebilah
pedang. Bukankah seharusnya aku yang saat ini memakai gaun panjang putih itu?
Siapa dia? Beraninya mengambil posisiku. Soo Man ahjusshi menepuk bahuku, membuyarkan lamunanku. Aku kembali fokus
pada acara yang baru akan menuju inti. Nafasku terhenti sesaat ketika mereka
saling mengucapkan janji suci. Sungmin, aku sudah datang. Dan inikah yang ingin
kau perlihatkan padaku?
SooMan ahjusshi adalah orang pertama yang menjabat
tangan Sungmin dan Cho Yerin, wanita yang sekarang sudah sah menjadi istri
Sungmin. Giliranku. Aku menjabat tangan Yerin. Ia tersenyum, lalu menyapaku. “Kau
Lee Gyouri?” Aku mengangguk. Aku tidak ingin tahu bagaimana dia bisa mengenalku.
Aku menatapnya sesaat, ada kata maaf yang kubaca dari matanya, “senang bertemu
denganmu.” Tambahnya. Aku tersenyum miris, lalu aku menjabat tangan mantan
kekasihku, Sungmin. Cukup lama mata kami saling memandang.
“Yerin, bisakah aku mengajak Gyouri keluar sebentar?” Bodoh,
umpatku dalam hati, “ada yang ingin kukatakan padanya.” Lanjut Sungmin. Yerin
hanya mengangguk, lalu kembali menjabat tangan tamu yang lain. Sungmin menarik
lenganku dan membawaku keluar dari ruangan yang didominasi dengan warna putih
itu. Kami berdiri di beranda hotel. Tepat di lantai 13.
“Kau beruntung,
sepertinya dia wanita yang baik.” Kataku memulai perbincangan. Sekarang rasanya
menjadi canggung untuk melihatnya, “apa yang ingin kau katakan?”
“Kau ingat sekarang hari apa?” Tanya Sungmin.
“Kau mau mengetesku?” Balasku. Sekarang aku telah berani
untuk menatap Sungmin, “mana mungkin aku tidak tahu sekarang hari apa? Tanggal
13 tidak pernah kulupakan.” Air mataku nyaris saja terjatuh saat aku
mengucapkan kata 13. “Apa sekarang kau bahagia? Kau sudah menikah sekarang. Apa
lagi yang kau inginkan dariku?”
“Aku bahagia bukan karna pernikahan ini, tapi karena bisa
melihatmu lagi. Setidaknya, untuk yang terakhir kali.” Deg...
“Kau,” Perkataanku terputus ketika tiba-tiba Sungmin mengecup
bibirku. Mataku terbelalak. Perasaan hangat seketika menjalari tubuhku. Hatiku
yang membeku kembali menghangat. Aku menutup mataku ketika tangan Sungmin
menyentuh bahuku, “Gyouri” Sungmin memanggil namaku.
“Maafkan aku, seharusnya kita tidak melakukan ini. Seharusnya
aku bisa menghentikanmu.” Air mataku menetes. Maaf Sungmin, bukan ini yang
ingin aku tunjukkan padamu, tapi apa dayaku? Menangis adalah hal terakhir yang
dapat kulakukan setelah semua kebodohanku yang hanya memperburuk keadaan.
“Berhentilah menangis. Aku harusnya yang meminta maaf, tapi
aku lebih ingin mengatakan terimakasih kepadamu.” Katanya. Jemarinya
menari-nari di pipiku. Dia mengusap air mataku yang masih terus mengalir, “terimakasih
untuk semua yang telah kau berikan padaku. Cintamu adalah satu-satunya hal yang
ingin kubawa ke dalam kehidupan baruku. Aku tidak peduli apakah hal itu akan
menyakiti Yerin atau tidak, yang ingin aku lakukan hanyalah terus mencintaimu.
Selama aku memilikimu didalam hatiku, aku akan tetap hidup walaupun sebenarnya
aku sudah mati. Ketika aku menerima perjodohan itu, aku sudah mati Gyouri-ah.
Aku bukan lagi Sungmin.”
Aku menggenggam tangannya dengan erat. “Bawalah hatiku,
karena aku juga akan melakukan hal yang sama.” Sungmin tersenyum, lalu pergi
meninggalkanku.
Aku berjalan ke
beranda yang tidak dibatasi sepotong pun besi. Kutengadahkan kepaku ke atas,
memandang awan kelabu di atas kepalaku. Bibirku membentuk sebuah senyuman.
Ternyata dunia berpihak padaku. Langit itu begitu gelap, sekelam hatiku saat
ini. Aku ingin mengakhiri semuanya sekarang. Kau memang ada didalam hatiku,
tapi hatiku sudah menolak untuk bertahan. Apa aku boleh mati, Lee Sungmin?
Langkahku semakin
mendekati ujung lantai beranda ini. Angin berembus dengan kencang, merayuku
untuk terus berjalan. Aku luruskan tanganku ke samping kanan dan kiri, lalu ku pejamkan
mataku. Seseorang tiba-tiba memelukku dari belakang. Tangan besarnya menahan
tubuhku. Sungmin. Aku bisa mencium aroma tubuh laki-laki itu. “Apa yang kau
lakukan? Mau bunuh diri?! Bodoh!” teriaknya.
“Kenapa kau kembali?” tanyaku. Sungmin, aku hanya ingin mati.
Kenapa kau datang? Aku pun berbalik, “ada yang menunggumu di dalam sana. Kenapa
kau malah kemari?” Tangannya gemetaran. Aku melihat sinar ketakutan yang amat
mendalam dari mata Sungmin. Aku pun mencoba meyakinkannya, “jangan kira kalau
aku akan melakukan hal bodoh seperti apa yang ada di pikiranmu sekarang.” Aku
mencoba memikirkan kata-kata lain untuk menutupi kebohonganku. “Aku hanya
bercanda. Apa kau benar-benar berpikir kalau aku ingin bunuh diri?” Sungmin
masih bergeming. Dia menatapku dengan tatapan yang sulit kuartikan. Kami
terdiam cukup lama disana.
Takdir, katakan
padaku bagaimana ini semua akan berakhir? Kalau pun akhirnya kau mengijinkan aku
untuk mati, tolong jangan biarkan laki-laki ini juga mati karenaku.
“Ayo kita lakukan.” Sungmin pun angkat bicara. Apa? Tunggu,
apa yang dia maksud? “Ayo kita lompat dan mengakhiri semuanya. Aku juga sudah
lelah.” Lanjutnya. Bodoh, aku sudah membiarkan kau pergi, tapi kenapa kau
kembali? Aku sudah mengatakan kalau aku tidak akan bunuh diri, tapi kenapa kau
bisa membaca niatku yang sebenarnya? Sungmin, apakah kita memang berjodoh?
Kalau tidak, mengapa setelah semua yang terjadi, pada akhirnya kita kembali
bersama seperti sekarang? Sungmin mencium keningku lalu memelukku. “Gyouri-ah,
hari ini milik kita berdua.” Aku mengangguk. Kami pun melompat.
Braaaakk
Tubuhku membentur
atap mobil yang terparkir di luar hotel. Sungmin, dia ada disampingku. Dia
masih memelukku. Samar-samar aku melihat darah di kepala Sungmin. Andwae! Tuhan, jangan nodai wajah tampan
itu dengan darah. Kumohon.. “Saranghae...Gyou..ri.”
Ucap Sungmin terbata-bata. Aku tersenyum sambil mengatakan kalau aku juga
mencintainya, dengan sangat lirih. Lalu kurasakan darah segar mengalir keluar
dari kepalaku. Darah itu mengalir dan bercampur dengan darah Sungmin yang
berceceran disekitar kami. Orang-orang yang melihat kami berteriak histeris,
aku dapat mendengar seseorang sedang memanggil ambulance. Ah, terlambat. Aku sudah tidak kuat lagi. Jantungku
berdetak dengan sangat pelan. Nafasku berat. Kulihat wajah Sungmin sekali lagi.
Sepertinya dia juga merasakan hal yang sama denganku. Maafkan aku Sungmin, ini
semua karena kebodohanku, bukan?
Seperti yang sudah kukatakan,
Sungmin adalah milikku. Seutuhnya milikku. Dia mengenakan tuxedo hitam, sedangkan aku dress
selutut berwarna putih. Darah kami yang sudah menyatu sebagai pengganti bunga
mawar merah. Kami juga sudah mengucapkan janji suci dengan mengatakan kalau
kami saling mencintai. Bukankah pernikahanku dengan Sungmin sangat indah? Well, sekali lagi aku membuat banyak
orang iri denganku. Ternyata seperti inilah takdir kami. Sungmin mengusap air
mataku dengan tangannya yang bersimbah darah. “Apa kau..menyesal?” Tanya
Sungmin padaku. Aku menggeleng. Sungmin, aku akan menebus semua kesalahanku
nanti. Jadi, kita harus bertemu lagi di kehidupan berikutnya, mengerti?
13 September 2012, happy 3 years Anniversary. “Oppa, sampai jumpa di surga. Aku
mencintaimu.” Sungmin tersenyum, lalu ia memejamkan matanya. Aku mengikutinya.
saya suka cerita ini
BalasHapusmakasih {} menurutmu itu sad/happy ending?
BalasHapusJOIN NOW !!!
BalasHapusDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.name
dewa-lotto.com